Makna dan Hikmah BerKurban di Hari Raya Idul Adha
Makna dan Hikmah BerKurban di Hari Raya Idul adha
Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Iduladha, salah satu hari besar dalam kalender Islam yang sarat dengan makna spiritual dan sosial. Perayaan ini tidak hanya identik dengan pelaksanaan salat Id dan hari libur, tetapi juga menjadi momen istimewa untuk melaksanakan ibadah kurban. Di Indonesia sendiri, pelaksanaan kurban telah menjadi tradisi yang dinanti-nanti oleh masyarakat, baik bagi mereka yang berkurban maupun yang menerima dagingnya.
Namun, yang lebih penting dari sekadar perayaan adalah pemahaman akan makna mendalam dari ibadah kurban itu sendiri. Mengapa kita diperintahkan untuk menyembelih hewan? Apa kaitannya dengan ketakwaan kepada Allah? Mari kita telaah bersama dalam pembahasan berikut ini.
Asal Usul Ibadah Kurban
Ibadah kurban memiliki sejarah yang agung dan penuh pelajaran. Praktik ini merujuk pada kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Dalam suatu mimpi yang merupakan wahyu dari Allah, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya sebagai bentuk ujian keimanan. Tanpa keraguan, beliau menyampaikan hal tersebut kepada Ismail, dan yang mengagumkan, Nabi Ismail menerima perintah tersebut dengan penuh keikhlasan.
Namun, saat penyembelihan akan dilaksanakan, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor hewan. Peristiwa ini menjadi simbol dari ketaatan dan keikhlasan yang luar biasa. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan untuk meneladani ketundukan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dengan melaksanakan ibadah kurban setiap Idul adha.
Definisi dan Ketentuan Kurban
Secara terminologi, kurban adalah penyembelihan hewan ternak yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah hingga hari-hari tasyrik (11–13 Dzulhijjah), sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Hewan yang diperbolehkan untuk dikurbankan adalah kambing, domba, sapi, dan unta, dengan syarat-syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat, serta telah mencapai usia minimal sesuai ketentuan syariat (misalnya kambing minimal berusia satu tahun, sapi dua tahun, dan seterusnya).
Mengapa Umat Islam Dianjurkan Berkurban?
Ibadah kurban adalah bentuk nyata ketaatan seorang hamba kepada Allah. Di balik ibadah ini terdapat banyak hikmah yang dapat diambil, baik dari segi spiritual maupun sosial, antara lain:
1. Wujud Kecintaan dan Kepatuhan kepada Allah
Melalui kurban, seorang Muslim menunjukkan bahwa cintanya kepada Allah lebih besar daripada kecintaannya kepada harta benda. Ia rela mengorbankan sebagian rezekinya untuk membeli hewan kurban demi mendapatkan ridha Allah.
2. Melatih Keikhlasan
Ibadah kurban harus dilakukan semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji atau untuk kepentingan pribadi. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, yang sampai kepada Allah bukanlah daging dan darah hewan, melainkan ketakwaan dari hamba-Nya (QS. Al-Hajj: 37).
3. Sarana Berbagi kepada Sesama
Daging kurban didistribusikan kepada keluarga, tetangga, dan terutama kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini mencerminkan semangat berbagi serta mempererat hubungan antar sesama.
4. Menumbuhkan Empati dan Rasa Peduli Sosial
Ibadah kurban mengajarkan kita untuk peduli terhadap kondisi orang lain yang mungkin jarang menikmati makanan bergizi seperti daging. Ini merupakan bentuk nyata dari ibadah yang mengandung dimensi sosial.
Siapa yang Disunnahkan untuk Berkurban?
Hukum berkurban adalah sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan bagi Muslim yang memiliki kemampuan secara finansial. Meskipun bukan kewajiban, ibadah ini sangat ditekankan bagi mereka yang diberi kelapangan rezeki. Namun, bagi yang belum mampu, tidak perlu memaksakan diri karena Islam adalah agama yang penuh kasih dan tidak memberatkan umatnya.
Tips Berkurban Secara Bijak dan Sesuai Syariat
Bagi yang berniat melaksanakan ibadah kurban, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan kurban menjadi lebih bermakna:
1. Luruskan Niat
Niatkan ibadah ini karena Allah SWT semata, bukan untuk dipamerkan atau sebagai ajang pembuktian di hadapan manusia.
2. Pilih Hewan yang Memenuhi Syarat
Pastikan hewan yang dipilih sehat, tidak cacat, dan cukup umur sesuai ketentuan syariat agar ibadah diterima.
3. Dukung Peternak Lokal
Membeli hewan dari peternak lokal adalah bentuk dukungan terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
4. Ikut Menyaksikan Proses Penyembelihan
Apabila memungkinkan, menyaksikan penyembelihan secara langsung dapat memperdalam makna spiritual ibadah tersebut.
5. Berbagi dengan Ketulusan dan Senyuman
Saat mendistribusikan daging, lakukan dengan ramah, sopan, dan penuh kasih. Ini akan menambah nilai kebaikan dalam ibadah kurban.
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Berkurban?
Setelah hewan disembelih, daging kurban dibagi menjadi tiga bagian: sepertiga untuk keluarga, sepertiga untuk tetangga dan kerabat, serta sepertiga untuk fakir miskin. Pembagian ini mencerminkan nilai keadilan dan kasih sayang dalam ajaran Islam.
Perlu diingat pula bahwa dalam membagikan daging, penting untuk menjaga etika dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Jangan sampai tujuan mulia dari kurban ternodai oleh perilaku yang kurang bijak.
Ibadah kurban adalah salah satu bentuk penghambaan tertinggi kepada Allah SWT. Kurban bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi momentum refleksi diri untuk memperkuat keimanan, mempererat solidaritas sosial, dan membangun kepekaan terhadap sesama. Melalui kurban, kita belajar tentang keikhlasan, pengorbanan, dan cinta sejati kepada Allah.
Semoga kita termasuk dalam golongan hamba-hamba Allah yang senantiasa diberi kemampuan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah kurban.
Disusun oleh:
Sapta Haidar Shiddiq (2024110007)
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dibimbing oleh: Bapak Dr. Dede Rubai Misbahul Alam, M.PD.
mantap akhii
BalasHapus